Business

Pasar Kotobaru Tak Akan Macet Lagi



TANJAKNEWS, KOTOBARU -- Diperkirakan tahun ini pasar Koto Baru tidak akan macet lagi. Sebab jalan Padang Panjang-Bukittinggi yang melewati pasar itu diperlebar 24 meter dengan 4 lajur. Saat ini ada penambahan  12 meter dari 12 meter yang sudah ada.



“Kemudian ditambah lagi dibangun jalan lingkar ke belakang pasar dan untuk gudang bongkar muat sudah dibangun tahun ini 3.500 M pada tanah yang telah dibebas kan oleh Pemda Tanah Datar, “ kata Kadis Koperindag Marwan seperti dikutip Sabanakaba.com, Selasa (10/9/2019).

Pasar Koto Baru saat ini sudah mencapai 25 persen pengerjanya, sesuai dengan perjanjian direncanakan selesai minggu ke dua Desember tahun ini.

Sementara komitmen Gubernur untuk menyediakan dananya juga sudah direalisasikan sebesar Rp13.6 miliar ke kas daerah Tanah Datar. Sedangkan untuk pembebasan tanah, DED, Amdal lalin UKL UPL juga sudah dibiayai oleh Pemda Tanah Datar senilai Rp5.2 miliar.

“Selain pembangunan Jalan Negara didepan pasar, Jalan lingkar dalam pasar tahun ini juga sudah dibangun dua gudang bongkar muat. Namun untuk keseluruhan akan menghabiskan dana Rp.28.9 Milyar, berarti perlu tambahan dana Rp.16 Milyar tahun 2020 mendatang dan sudah pula kita ajukan ke Gubernur Sumbar dan Pemerintah Pusat,” ujar Kadis Koperindag yang membuat sejarah baru untuk mengatasi kemacetan Koto Baru.

Sementara itu, pembangunan pasar Simabur yang cukup megah dan sudah lama didambakan warga Kecamatan Pariangan akhirnya terlaksana juga. Kepala Dinas Koperindag Tanah Datar meninjau langsung pelaksanaannya Selasa (10/9/2019) untuk melihat dari dekat seputar kemajuan proyek setelah dimulai beberapa waktu lalu.

“Alhamdulillah, sesuai dengan laporan pelaksana proyek kemajuan pembangunan pasar Simabur sudah mencapai 15 persen dari target 13 persen. Dengan demikian pengerjaannya lebih cepat 8 persen dari yang direncanakan,” kata Marwan usai meninjau pasar tersebut.

Dengaj selesainya pembangunan pasar Simabur ini, kata Marwan, diharapkan juga bisa mengurai kemacetan setiap hari pekan atau setiap Senin, karena kondisi pasar Simabur tak jauh berbeda dengan pasar Koto Baru Kecamatan X Koto yang juga tahun ini diharap selesai dan bebas dari kemacetan yang sudah puluhan tahun belum dapat diatasi.

Pasar Simabur ini direncanakan selesai minggu perta Desember tahun 2019 dengan Dana Tugas Perbantuan APBN senilai Rp3,4 miliar dari pagu dana Rp4 miliar dan pasar ini sesuai dengan protap Kementerian Perdagangan RI dibangun los dan kios dimundurkan 3 meter dari jalan umum, sehingga basementnya bisa dipakai untuk parkir.

“Ceking mendadak ini kita lakukan untuk mendapatkan informasi yang pasti bukan hanya menerima laporan PPK saja atau PPTK dan pemborong,” ujar Marwan yang rajin cek mendadak tanpa diketahui pemborong.


Bukan Hanya Masalah Tanah Datar

Revitalisasi Pasar Koto Baru Kecamatan X Koto merupakan hal yang sudah lama diidam-idamkan. Masalah utamanya adalah menjadi penyebab kemacetan yang sudah menjadi momok bagi masyarakat. Saat ingin menuju Bukittinggi pada hari Senin, yang muncul di pikiran, awas macet di Koto Baru.

Seperti dilaporkan tanahdatar.go.id, berbagai solusi sudah ditawarkan, mulai dari pelebaran jalan, mengubah jam pasar menjadi tengah malam seperti di Jakarta, pembangunan fly over, pembangunan jalan underpass. Namun tidak berjalan dengan alasan masing-masing.

Hingga muncullah tawaran solusi untuk menggeser Pasar Koto Baru yang kabarnya punya transaksi hingga Rp5 miliar setiap Senin beberapa meter ke belakang. Pemerintah Provinsi Sumatera Barat pun menjanjikan akan membantu pembangunan fisik pasar dengan syarat Pemerintah Kabupaten Tanah Datar bisa menyediakan lahan.

Akhirnya setelah melalui proses yang panjang, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno didampingi Bupati Tanah Datar Irdinansyah Tarmizi dan Forkompida memulainya ditandai dengan peletakan batu pertama pembangunan Pasar Koto Baru X Koto, Sabtu (20/7/2019).

Gubernur Irwan Prayitno dalam kesempatan itu menyampaikan macet terjadi bukan salahnya pedagang, atau salah pembeli maupun salah pasar itu sendiri melainkan jumlah mobil yang sudah terlalu banyak. “Macet Koto Baru bukan hanya menjadi masalah Tanah Datar saja tetapi sudah menjadi masalah pemprov dan pusat, masalah kita semua, sehingga perlu didukung bersama masalah ini terselesaikan,” tandas Irwan.

Post Navi

0 Komentar