Business

Di Usia 76 Tahun Fahmi Idris Lulus Ujian Proposal Disertasi S3 Filsafat UI



TANJAKNEWS, JAKARTA -- Hari ini saya mengantarkan ayah saya Bapak Fahmi Idris, Sidang Proposal Disertasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, Jurusan Ilmu Filsafat (S3) dengan judul "Telaah Filosofis Moralitas & Politik".  Mohon doanya sahabat-sahabatku, semoga ayah saya diberi kelancaran dan kemudahan dari Allah Swt," demikian cuitan senator Fahira Idris mengabarkan aktivitas ayahnya, Fahmi Idris menyelesaikan kuliah S3-nya, Selasa (29/10/2019).

Fahmi Idris adalah mantan Menteri Tenaga Kerja dalam Kabinet Reformasi Pembangunan serta Menteri Perindustrian dan Menteri Tenaga Kerja & Transmigrasi pada Kabinet Indonesia Bersatu. Ia juga politisi senior Partai Golkar, serta dikenal sebagai aktivis mahasiswa angkatan 66.

"Terima kasih ya Allah Swt, ayah saya di usia 76 tahun, tapi masih semangat kuliah S3 (yang kedua)," kata Fahira.



Fahmi Idris sudah  lulus S3 di Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Sementara kali ini adalah kuliah S3 yang keduanya di Universitas Indonesia. 

"Semoga ayah saya sehat, panjang umur dan bisa selesaikan S3 yang keduanya, Agustus 2020," sambungnya. 

2009 lalu saat akan segera mengakhiri tugasnya setelah pensiun dari kabinet sebagai Menteri Perindustrian Fahmi Idris mengaku akan melanjutkan kuliah S3 di Universitas Padjadjaran.

"Sudah selesailah, saya mau sekolah saja. Kata orang tua kita kan orang sekolah dari ayunan sampai liang lahat," kata Fahmi seperti dikutip detikcom, 10 Juli 2009.

Fahmi mengaku akan mengambil studi hukum bisnis. Pria yang baru saja menyelesaikan S2-nya di universitas yang sama ini menargetkan lulus dalam 2 tahun.

"S2 saya hampir 2 tahun. S3 ya kira-kira 2 tahunlah," kata Fahmi saat itu.

Anggota Dewan Penasihat Partai Golkar ini tampaknya sudah lelah berpolitik. Usai merampungkan S3, Fahmi mengaku akan terjun ke dunia pendidikan.

"Saya mau mengajar saja. Atau nanti saya mau jadi wartawan detikcom saja, hahaha... Jadi nanti kalau mau cari saya jangan di parpol, tapi di kampus atau di dekat-dekat detikcom yang ada tempat diskusinya, hahaha," canda pria berkumis ini.

Kehausan menimba ilmu juga menurun kepada putri Fahmi Idris, Fahira. Tak pernah berhenti menimba ilmu, itu salah satu ciri khas senator Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Fahira Idris. Senator asal DKI Jakarta ini memposting empat fotonya saat mengikuti ujian  kompre S3 program Doktor Ilmu Sosial Universitas Pasundan (Unpas), Bandung, di akun Twitternya, @fahiraidris, Selasa (9/1/2018). Fahira lulus ujian Kompre S3  dengan nilai A.


“Alhamdulillah.. sujud syukur. berkat Rahmat Allah Swt  dan tentunya berkat doa sahabat-sahabatku semua. Saya lulus ujian kompre S3 program Doktor Ilmu Sosial Univ Pasundan Bandung dengab nilai A. Terima kasih banyak doanya. Tahap selanjutnya saya akan menyusun proposal disertasi doktoral ,” tulis Fahira. 


Profil Fahmi Idris

Fahmi Idris (lahir di Jakarta, 20 September 1943) adalah seorang pengusaha dan politikus asal Indonesia. Ia pernah menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja dalam Kabinet Reformasi Pembangunan. Serta Menteri Perindustrian dan Menteri Tenaga Kerja & Transmigrasi pada Kabinet Indonesia Bersatu. Fahmi juga pernah terpilih menjadi anggota DPR-GR mewakili kalangan mahasiswa, serta ketua Fraksi Golkar di MPR-RI.

Fahmi merupakan putra dari pasangan perantau Minangkabau. Ayahnya Haji Idris Marah Bagindo, merupakan seorang pedagang yang mendidik anak-anaknya sebagai taat beragama dan disiplin. Fahmi yang menghabiskan masa kecilnya di Kenari, Jakarta Pusat, terkenal bengal dan suka berkelahi. Ia lulus dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada tahun 1969. 

Di kampus tersebut, Fahmi dikenal sebagai aktivis yang ulet dan cekatan. Beberapa jabatan kemahasiswaan sempat ia sandang, di antaranya sebagai pimpinan Himpunan Mahasiswa Islam, Ketua Senat Fakultas Ekonomi UI (1965-1966), dan Ketua Laskar Arief Rachman Hakim (1966-1968).

Fahmi Idris, mahasiswa Fekon UI sewaktu berorasi Tritura 10 Januari 1966


Usaha dagang/jasa

Fahmi memulai kariernya sebagai pengusaha pada tahun 1967. Dua tahun kemudian bersama para eksponen 1966, ia melahirkan PT Kwarta Daya Pratama. Pada tahun 1979, ia duduk sebagai direktur utama Kongsi Delapan (Kodel Group), suatu perusahaan konglemerasi yang didirikannya bersama Aburizal Bakrie, Soegeng Sarjadi, dan Pontjo Sutowo. 

Pada era 1980-an, perusahaan tersebut merupakan konglomerasi yang cukup besar. Kodel mengelola usaha agrobisnis, perdagangan, perbankan, perminyakan, sampai hotel. 

Pada tahun 1988, Kodel melahirkan Hotel The Regent (kini Four Seasons Jakarta) di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan. 

Usaha dagang/jasa propertinya tak hanya di Jakarta, namun juga merambah Beverly Hills, California. Disana Fahmi melahirkan hotel, Regent Beverly Whilshire.

Politik

Pada tahun 1984, Fahmi bergabung dengan Partai Golkar. Ia langsung ikut melahirkan gerakan serentak bersama Ali Moertopo dan Abdul Latief di Sumatera Barat. Pada tahun 1998-2004, ia menjabat sebagai Ketua DPP Golkar di Jakarta. Ia kemudian dilantik sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam tahun yang sama. 

Pada tahun 2004, ia sempat dipecat dari posisi anggota Golkar, karena menentang hasil Rapat Pimpinan Partai yang mendukung Megawati-Hasyim Muzadi sebagai yang akan menjadi presiden dan wakil presiden. Ketika itu, Fahmi malah mendukung pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla. 

Sesudah pasangan ini terpilih, Fahmi kembali ditunjuk sebagai Menteri Tenaga Kerja, sebelum kemudiannya dikocok ulang menjadi Menteri Perindustrian. 

Namanya direhabilitasi, dan ketua umum Jusuf Kalla menariknya kembali masuk partai. Selain duduk di bermacam jenis jabatan profesi dan usaha dagang/jasa, kini ia juga menjabat sebagai Anggota Dewan Penasehat Partai Golkar.


Keluarga

Fahmi Idris menikah dengan Kartini, putri seorang ulama terkenal asal Banjar, Hasan Basri. Dari pernikahannya, ia dikaruniai dua orang putri. 

Keduanya, Fahira Fahmi Idris dan Fahrina Fahmi Idris, memperturutkan jejak ayahnya menjadi seorang pengusaha. Fahira pernah menjabat sebagai Ketua Himpunan Saudagar Muda Minangkabau. Sedangkan Rina terpilih sebagai Ketua Gabungan Wanita Pengusaha Indonesia. (Oce Satria, dari berbagai sumber)
Post Navi

0 Komentar