Iman Agama, Ibadah dan Ideologi Sisingamangaraja XII
Oleh: Robinson Togap Siagian
TULISAN Memahami Iman Agama Ibadah dan Ideologi Raja Pahlawan Kemerdekaan Raja Sisingamangaraja XII disampaikan pada Panitia Seminar Nasional
Mengenal Lebih Dekat Perjuangan dan Kepahlawanan Raja Sisingamangaraja XII
Yang diselenggarakan
Perkumpulan Horas Bangso Batak ( HBB) di Hotel Danau Toba Internasional Jumat (8/11) tepat pada momen Hari Pahlawan Nasional 10 Nopember
Panel kebangsaan mengenal lebih dekat perjuangan dan kepahlawan Raja Sisingamangaraja XII, terutama pengaruhnya terhadap kemajuan generasi muda sangat penting,karena sejak puluhan tahun sudah beberapa generasi berlalu masih belum tuntas pengenalan sosok figur kharismatik dikalangan rakyat umum, terutama melenial siapa sebenarnya Sisingamangaraja I sd XII penguasa politik, yang memerintah wilayah, penduduk kerajaan yang luas Nusantara.
Selama ini ada pandangan pendapat umum yang luas Tetutama pelajar, Raja Sisingamangaraja XII yang lahir di Bakkara 18 Februari meninggal di Dairi 17 Juni 1907 (62) yang bernama Patuan Bosar, di masa tuanya bergelar adat Oppu Pulo Batu yang naik tahta pada Tahun 1876 dikenal sebatas patriot yang gagah berani, menyabung nyawa melawan penguasa kolonial Kerajaan Kristen Eropah Utara yang beribukota di Batavia semata.
Sebenarnya sudah banyak menulis, mengarang dengan berbagai sudut kejian ilmu, maupun awam mengulas kepahlawan Raja Sisingamangaraja XII, termasuk karya jurnalis histografi berjudul Pahlawan Kemerdekaan Nasional Raja Sisingamangaraja XII oleh Robinson Togap Siagian wartawan senior non aktif Harian Sinar Indonesia Baru (SIB) Anggota PWI Jakarta, Wakil Sek Lembaga Sisingamangaraja XII Perwakilan Jakarta sudah disimpan, bisa dibaca secara digital di Perpustakaan Nasional RI .
Sebuah buku kesaksian orang kercayaan Dr GM Panggabean Alm Pendiri Ketua Umum Lembaga/Universitas Sisingamangaraja XII tentang Perkara Gugatan Agustin Sibarani, Karikaturis Surat Kabar Rakyat Era Orla terhadap Wajah dan Nama Pahlawan Kemerdekaan Nasional Raja Sisingamangaraja XII pada Lembaran Uang Republik Indonesia Rp1.000 di Pengadilan Negeri Jakarta, Banding dan Kasasi di Makamah Agung RI yang selama tujuh tahun bersidang pada akhirnya dimenangkan oleh Pemerintah Pusat;
Bank Indonesia, Departemen Sosial, serta Percetakan Uang Negara Republik Indonesia( Peruri).
Dengan Putusan Makamah Agung RI No.: 1207/ K/ Pdt/ 1992 itu terang bederanglah bahwa sesungguhnya Pelukis Wajah Pahlawan Kemerdekaan Nasional Raja Sisingamangaraja XII bukan Agustin Sibarani , tapi Zul Zaini seorang peranakan Minangkabau, berprofesi pelukis wajah manusia, panorama alam yang lama tinggal di Kwitang Kota Batavia( Jakarta).
Juga diputuskan nama gelar Raja Sisingamangaraja XII yang diberikan Negara Republik Indonesia adalah Pahlawan Kemerdekaan Nasional Raja Sisingamangaraja XII, bukan Pahlawan Nasional Sisinamangaraja XII.
Karena dalam persidangan yang memakan waktu panjang panjang, melelahkan itu di hadapan hakim pengandilan negeri, banding dan kasasi bahw sesuai Keptusan Presiden RI Soekarno No 590 Thn 1961, gelar Raja Sisingamangaraja XII yang benar adalah Pahlawan Kemerdekaan Nasional Raja Sisingamangaraja XII.
Dengan adanya persidangan tahun sembilan puluhan menggambarkan belum semua rakyat mengenal dan memahami perjuangannya, bahkan belum mengetahui siapa nama, pelukis wajahnya.
Walaupun sungguhpun sudah banyak menulis tentang berbagai latar; sejarah, serta kepahlawannya tetang tokoh pejuang Hak Azasi Manusia karena terkenal tentang penghapusan perbudakan, kasatria pluralisme, tokoh bhineka tunggal ika, yang dalam perjuangannya tidak saja mengandalkan Pasukan (Bhayangkara) Raja Huta, Raja Teritorial Maropat, Pasukan Khusus Parhudamdam, juga menggalang pasukan terlatih ahli panglima perang Suku Aceh, Minangkabau, Asahan Dll.
Menggunakan taktik perang semesta rakyat berbasiskan raja raja; huta, bius, maropat, dengan kekuatan logistik pasukan Inong (Polwan) , perang gerilla bisa memakan waktu perang yang meletihkan melawan pasukan Marsoese Belanda dengan peralatan mesing pembunuh modern selama 30 Tahun .
Dengan adanya, Seminar Nasional Raja Sisingamangaraja XII salah satu wadah yang tepat memperkenalkan siapa sosok figur Bapak Rakyat Batak itu.
Oleh karena itu, Robinson Togap Siagian dalam panel diskusi ini tidak lagi menguraikan siapa orang pelukis wajahnya, tapi lebih luas mengkaji fostur iman, agama, ibadah, dan ideologi Pahlawan Kemerdekaan Nasional Raja Sisingamangaraja XII yang dituangkan dalam bentuk Buku Cetak Digital CDR.
Pertimbangannya diterbitkan Buku Cetak Umum dan Buku Digital sebagai bahan bacaan perbandingan agama dan Nasrani, khususnya aliran Agama Katolik Nasrani Suriah Orodix yang pernah menguasai India Selatan Sampai Barus Raya pada abad ke empat.
Dengan adanya bahan bacaan ini kurang pahamnya rakyat tentang iman agama ibadah rakyat Batak tempo sekarang dan akan datang dapat memberikan pemahaman rakyat tetang Iman Agama Ibadah dan Ideologi Pahlawan Kemerdekaan Nasional Raja Sisingamangaraja XII dalam dan luar negeri, terutama Indonesia, khusus warga Batak .
Mereka umumnya belum dalam memahaminya walaupun sudah banyak mengulas Agama Batak Parmalim (Ugamo Malim), itupun masih sebatas parsial hanya memperkenal sisi satu bagian Propil Sekte Agama Parmalim Raja Mulia Naipospos Hutatinggi Laguboti.
Para penulis jarang menyinggung aliran Parmalim lainnya, kepercayaan sorban hitam di antaranya Raja Parbaringin Pandebolon Guru Lenggang Naipospos Hutauruk Sugapa Barimbing (Oppu Marisi) Desa Maju Kecamatan Silaen, Kabupaten Toba, Sahabat Guru Somalaing Pardede Peminpin Sekte Parmalim lainnya.
Kelak kemudian setelah Indonesia merdeka, semua anggota jemaatnya, masuk jadi Jemaat Katolik Roma yang berpusat di Balige termasuk anak anaknya Raja Parbaringin Pandebolon Guru Lenggang Naipospos bernama Upa (Oppu Amer) dan Saha (Oppu Togap).
Cucu Saha Naipospos Hutauruk Sugapa dan Robinson Togap Siagian menyaksikan, beberapa tahun sempat turut beribadah di Gereja Topas (Dingding Bambu) Katolik Barimbing Desa Maju Kec Silaen Kab Toba yang saat itu dilayani seorang Pastor bule berwaganegara Italia.
Guru Lenggang Naipospos Hutauruk Sugapa Upa dan Saha memiliki Ilmu kesaktian mandraguna kanuragan, cenayang, ahli rudal Batak (Pendekar Sipahabang Losung), pendekar lesung besar bisa berterbangan pada perang Batak melawan Belanda di Laguboti.
Guru Lenggang Naipospos memiliki ilmu leluhurnya seketurunan dengan Raja Mulia Naipospos Hutauruk Hutatinggi Pengemban Iman Agama Parmalim Hutatinggi Laguboti. Keduanya adalah pewaris, penerus ilmu Datu Djaranggar Naipospos Hutauruk, Penasehat Agung Sisingamangaraja .
Robinson Togap Siagian, putra Batak Aceh NAD kelahiran Kota Meulaboh , tepian pantai sunami adalah cucu pembawa gelar Oppu Togap, Saha Naipospos Hutauruk Sugapa.
Saha Naipospos Hutauruk Sugapa adalah pemilik ilmu pustaha kehidupan (laklak) yaitu; ilmu pengetahuan bahasa, arsitek, peralatan pertanian, kompos (napu) dan musik tradisi.
Ilmu ilmu Saha Naipospos Hutauruk sudah dituangkan dalam berbagai buku digital disimpan di Perpustakaan Nasional RI, dan Gedung Pustaha Empat Lantai Saha Naipospos Hutauruk Sugapa Kota Depok letaknya bertangga Toll UI dan Sopo Saha Naipospos Sugapa Barimbing Desa Maju Kec Silaen Kab Toba
Dengan tulisan berjudul Iman Agama Ibadah Ideologi Pahlawan Kemerdekaan Nasional Raja Sisingamangaraja XII dipaparkan siapa sebenarnya sosok figur Raja Sisingamangaraja XII dilihat dari sisi iman, agama, ibadahdan ideologi untuk dapat dipahami rakyat secara holistik, sangat bermanfaat khususnya melenial, dalam membentuk jatidiri, moral pemuda pemudi Batak.
Kesimpulannya nama dan lukisan wajah Patuan Bosar yang bergelar adat Oppu Pulo Batu yang disahkan oleh Pemerintah Pusat RI dan Pengadilan Negeri, Banding dan Kasasi adalah Pahlawan Kemerdekaan Nasional Raja Sisingamangaraja XII.
Sedangkan Raja Sisingamangaraja XII bukanlah pendiri sekte agama Parmalim , Nasrani, dan lain-lain. Untuk lebih terang pengetahuan tentang iman, agama Raja Batak itu bisa dibaca dalam referensi buku yang ditulis oleh Van Der Tuk, menurutnya Raja Sisingamangaraja bukan pendiri Sekte Agama Parmalim (Ugamo Parmalim) bersorban putih, parsabat Batak (Judaisme Batak) . Dia beriman, percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa (Debata Mula Jadi Na Bolon) , Setara Allah, Elohim, Tuhan Pencipta Alam Semesta.
Jadi kalau begitu siapa pelopor Sekte Agama Parmalim,apakah teologi dan pengajaran agama itu, siapa siapa tokohnya.
Pendiri Agama Putih (Ugamo Malim)yang saat ibadah berpakaian, bersorban putih .
Umat Patmalim juga dijuluki parsabat Batak, karena beribadah setiap Hari Sabtu, diantaranya adalah Raja Mulia Naipospos Hutauruk Hutatinggi Laguboti, Guru Somalaing Pardede- Guru Lenggang Naipospos Hutauruk Sugapa (Oppu Marisi), Manurung di Desa Sigaol Porsea, Lada di Simalungun dan lain-lain.
Bila disimak sepintas
Ajaran Agama Parmalim adalah teologi sinkritisme perpaduan ajaran agama Hindu Batak Tua, Nasrani Ortodox Barus (Suriah Ortodoxi) dan Judaisme , penerapan sebagian ajaran Jahudi Raja Robeam Israel Utara ( Baca Alkitab Perjanjian Lama) yang pernah terbuang ke Babilonia Asiria, Timur Tengah.
Bahkan Sekte Agama Parmalim Huta Tinggi Laguboti pun terpecah dua sekarang, paska Keputusan Makamah Konstitusi RI pengakuan Negara tetang kewargaan negara golongan kepercayaan pada KTP (Kartu Tanda Penduduk).
Sedangkan struktur tata negara, pengorganisasian kerajaan Raja Sisingamangaraja bukan penganut ideologi teokrasi, kekuasaan, oligarki.
Walau menerapkan sistem dinasti Sisingamangaraja kedaulatan raja di tangan rakyat, tapi dia meminpin sebuah badan permusyawaratan rakyat, sejenis parlemen yang berwibawa, disegani dengan nomenkelatur Dewan Mangaraja Agung Batak, yang bersidang dalam setiap tahun , horja bolon pesta rea, simare mare, tonggo banua (pesta agung) , biasanya pada Hari Raya Kelender Batak Sipaha Lima (Bulan Ketujuh Romawi) .
Raja Sisingamangaraja I sd XII berideologi pistiokrasi, sebuah paham politik sistem politik pistiokrasi (pemerintahan azas iman berbasiskan rakyat) sistem sosial rakyat Dalihan Na Tolu. Sistem ideologi Pistiokradu mirip paham ideologi Pancasila .
Sistem politik pistiokrasi dilaksanakan dengan pola pemerintahan yang kuat bersih, jujur azas otonomi daerah pada basis akar rumput, kekuatan teritorial rakyat, raja penguasa hak ulayat (raja maropat) .
Raja Maropat (Raja Raja Menguasai Empat Pilar Pemerintahan Keamanan, Adat, Agama, Ekonomi), musyawah pimpinan daerah (muspida), bahkan sistem ibi cenderung politik model konfederasi, kekuasaan politik ditangan Raja Maropat( Empat Figur Lokal Raja Marga Penguasa Sakti) setingkat gubernur.
Raja Sisingamangaraja memberikan kekuasaan, kewenangan kepolisian dan pemerintahan pada raja raja lokal di tangan raja kampung (huta, parbaringin) .
Tapi Raja Sisingamangaraja memiliki militer sejenis tentara terlatih( kopasus), pasukan khusus garnisiun (Parhudamdam) yang setiap saat berfungsi melaksanakan keamanan negara, serta ketertiban umum.
____
Ditulis Robinson Togap Siagian, wartawan senior SIB Anggota PWI Jakarta, alumni Sekolah Tinggi Publisistik( STP) dan Sekolah Tinggi Teologi Depok( STTD), pernah Caleg DPRRI PPRN Thn 2009 Dapil Depok - Bekasi yang menjabat Ketua Umum Badan Persatuan Batak Indonesia (BPBI) Wakil Sek Lembaga Sisingamangaraja XII Jakarta- Ketua Yay Lopian Indonesia- Pahlawan Kemerdekaan Nasional Raja Sisingamangaraja XII Kab Toba (Virtual University Batak Intrrnasional System), organisasi binaan Dr Sutan Raja DL Sitorus, negawan Pendiri Parpol PPRN.
Sumber: Korando
Judul asli: Memahami Iman Agama
Ibadah dan Ideologi Pahlawan Kemerdekaan Nasional Raja Sisingamangaraja XII
Post Navi
0 Komentar