Business

Tausiah Bisnis: Terbang dan Tertelentang




Oleh: All Amin

KEGIATAN baru itu saya beri nama Tausiah Bisnis. Sebagai kanal, untuk mengalirkan cerita. Pun untuk penebusan kekeliruan. Membelokkan aliran -- yang kemarin rupanya salah ambilan -- ke arah yang benar.

Bentuknya ceramah, seminar, diskusi. Atau obrolan ringan di kedai kopi. Paralel dengan video-video selaras yang diunggah di media sosial.

Di antaranya terselip cerita perjalanan saya sebagai pelaku usaha. Perjalanan cukup panjang. Dramatis dan berliku. Banyak bagian yang insyaallah bisa menyemangatkan. Pun bisa menyentuh keharuan. Cerita-cerita kontras; kadang terbang, kadang tertelentang.

Misalnya, saya mulai jadi pedagang sejak umur tujuh tahunan. Dari kelas satu SD. Di usia itu anak-anak masih sibuk bermain. Hidup mereka belum berbeban. Mau jajan tinggal minta.

Disebabkan keadaan, usia segitu saya sudah harus jualan kue keliling kampung. Setiap hari. Tak putus sampai sembilan tahun. Sampai berubah warna; putih abu-abu. 

Potongan-potongan itu ketika diceritakan, seru!

Dulu saya mengira itu ketidakberuntungan. Tapi, setelah dilalui, membekaskan rasa yang mendalam. Sarat pengalaman. 

Ilmu-ilmu praktik dalam berbisnis seperti keterampilan menjual, membuat penawaran, strategi pemasaran, seni bernegosiasi, sikap mental wirausaha yang positif, menyikapi untung dan rugi, tegar dalam keterbatasan, dan bagaimana cara menegakkan kepala ketika sedang babak belur. Komplitlah.

Biasanya, cerita berbasiskan kisah nyata itu lebih dapat rasanya.

Keterampilan teknis sangat diperlukan untuk menuju sukses di suatu bidang. Sebagai penyempurnaan ikhtiar. Seseorang mesti paham detail bidang yang ia geluti. Pun dalam dunia wirausaha.

Cerita dari pelaku bisa jadi di antara rujukan.

Nanti, segala bentuk keterampilan praktik itu diformulasikan dengan teori-teori. Lalu, disajikan apik dalam Tausiah Bisnis.

Pun terampil secara teknis saja tidak cukup.

Ada yang lebih mendasar. Yakni, pemahaman yang benar. Cara melihat yang tepat dalam berwirausaha.

Di antaranya, pengusaha muslim itu wajib belajar fikih muamalah. Agar paham bagaimana bermualah yang benar. Tidak melanggar syariat Allah Swt. Berbisnis sesuai tuntutan yang diajarkan oleh Rasulullah Saw.

Akibat tidak belajar kadang kita tidak sadar, kalau keliru. Sudah merasa benar. Lalu tenang-tenang saja. Padahal sedang berdiri di titik yang sangat berbahaya.

Kita semua berjuang mencari rezeki halal. Mati-matian untuk itu. Tanpa sadar, rupanya ada bagian dalam kegiatan usaha kita itu yang melanggar syariat Allah. Karena nila setitik rusaklah susu sebelanga.

Misalnya, dalam transaksi ada rasuah yang dianggap biasa. Bentuk kerjasama yang menzalimi pihak lain. Penipuan tersamar dalam penawaran. Curang dalam timbangan. Bisnis bergelimang riba. Tak mengerti garar. Dan sebagainya.

Tidak mudah mengurai hal-hal sensitif seperti itu. Seringkali terkait dengan sesuatu yang sudah dianggap biasa. Kalau tidak tepat cara menyentuhnya, bisa mencederai rasa benar orang lain.

Sulit mengatakan, "Anda salah". Tanpa melukai. 

Dibutuhkan pendekatan khusus. Kadang rangkulan bersahabat. Sesekali tepukan pundak. Berujar disertai senyuman tulus. Dan banyak lagi caranya.

Semoga program Tausiah Bisnis ini, bisa jadi wadah berbagi cerita. Saling menyemangati. Tempat berdiskusi. Belajar bersama. Dalam satu lingkaran besar. Berjemaah menuju satu arah: Kesungguhan mempelajari syariat-syariat Allah yang bersinggungan kegiatan bisnis. 

Lalu saling mengingatkan dalam bingkai persaudaraan. Bersama-sama berusaha istiqamah dalam mematuhi aturan-aturan Allah tersebut.

Mengubah fokus segala kegiatan bisnis, tidak hanya mengejar jumlah. Tapi juga berkah. Rezeki halal. Mendapatkan ridha dari Allah Swt. Agar bisa sama-sama selamat nanti di akhirat. Dan bahagia di sini. Di kehidupan dunia ini. Insyaallah. 

Ikuti di akun Facebook, Instagram dan kanal Youtube All Amin. Semoga bermanfaat.  (*)
Post Navi

0 Komentar